Selasa, 09 Maret 2010

Maternitas

Post Partum

A. Pengertian
Definisi nifas / puerpenium
1. Puerpenium / nifas adalah masa sesudah persalinan yang lamanya 6 minggu. Anonim, 1984
2. Kala Puerpenium berlangsung selama 6 minggu / 40 hari merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat – alat kandungan pada keadaan normal Manuaba, 1998
3. Masa nifas (Puerpenium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama kira – kira 6 minggu. Maternal dan Neonatal, 2002
4. Masa nifas adalahmasa partus selesai dan berakhir setelah kira – kira 6 minggu. Kapita Selecta Kedokteran, 2001
5. Nifas adalah masa pulihnya kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat – alat kandungan kembali pra – hamil, lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu. Mochtar Rustam, 1998
B. Jenis Perdarahan Post Partum
1. Perdarahan Post Partum Primer
Perdarahan post partum primer trjadi dalam 24 jam pertama. Penyebab utama perdarahan post partum primer adalah atenia uteri, retentio plasenta, sisa plasenta, dan robekan jalan lahir, terbanyak dalam 2 jam pertama
2. Perdarahan Post Partum Sekunder
Terjadi setelah 24 jam pertama penyebab utama perdarahan post partum sekunder adalah robekan jalan lahir dan sisa plasenta / membran (Manuaba, 1998)

C.Faktor Yang Menyebabkan Post Partum
1. Grandemultipara
2. Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun
3. Persalinan yang dilakukan dengan tindakan pertolongan kala uri sebelum waktunya, pertolongan persalinan oleh sukun, persalinan dengan tindakan paksa, persalinan dengan narkosa
D. Penaggulangan komplikasi :
a. Infeksi post partum : Pemberian antibiotika yang adekuat sebagai profilaksis maupun sebagai terapi bila sudah ada infeksi
b. Anoxia otak : Pemberian O2 yang cukup bila penderita jatuh shock
c. Memperbaiki fungsi ginjal : Pengukuran produksi urine jumlah cairan yang sesuai untuk menigkatkan produk si urine ini.

E. pengkajian
a. Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agam, alamat, status perkawinan, ruang rawat, nomor medical record, diagnosa medik, yang mengirim, cara masuk, alasan masuk, keadaan umum tanda vital.
b. Data Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang.
Meliputi keluhan atau yang berhubungan dengan gangguan atau penyakit dirasakan saat ini dan keluhan yang dirasakan setelah melahirkan
Riwayat Kesehatan Dahulu
Meliputi penyakit yang lain yang dapat mempengaruhi penyakit sekarang.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Meliputi penyakit yang diderita pasien dan apakah keluarga pasien ada juga mempunyai riwayat gangguan persalinan
c. Data Sosial Ekonomi
Penyakit ini dapat terjadi pada siapa saja.
d. Data Psikologis
- Pasien biasanya dalam keadaan latih.
- Pasien biasanya cemas akan keadaan seksualitasnya.
- Harga diri pasien terganggu
e. Pemeriksaan Penunjang
- USG, untuk menetukan letak impiantasi plasenta.
- Pemeriksaan hemoglobin
- Pemeriksaan Hema tokrit



F. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan integritas jaringan b/d episiotomi atau laserasi
2. Perubahan eliminasi ueri risiko tinggi retensi b/d udema perineal eliminasi fekal risiko tinggi
3. konstipasi b/d ketidaknyamanan perineal dan penurunan peristaltic
4. Perubahan kenyamanan Nyeri b/d Episiotomy hemoroid atau insisi caesaria
G. Intervensi
1. Gangguan integritas jaringan b/d episiotomi atau laserasi
Kaji episiotomi;kemerahan,edema,hematom keadaan jahitan dan perdarahan
Gunakan kantong es untuk menurunkan udem Turunkan nyeri
a. a. Analgesik oral
b. b. Analgesik topikal
Evaluasi peningkatan integritas jaringan
o Tanda penyembuhan episiotomi
o Tanda infeksi tidak ada
Ketidaknyamanan dapat ditoleransi
2. Perubahan eliminasi urin risiko tinggi retensi b/d
trauma perineal

Kaji adanya distensi blader kateterisasi sesuai indikasi
Anjurkan untuk ambulasi dini
Pastikan intake cairan yang cukup
Berendam denganair hangat jika diperlukan

Evaluasi pemulihan eliminasi urin

 Pengosongan pertama sekitar 4- jam setelah
 melahirkan
 Blader tidak distensi
 Pengeluaran > 200ml saat 2X berkemihpertama anpa nyeri atau rasa tidak nyaman saat berkemih
3. Eliminasi fekal risiko konstipasi b/d ketidaknyamanan perineal dan penurunan peristaltic
Anjurkan minum yang adekuat
Anjurkan diet tinggi serat
Anjurkan ambulasi
Anjrukan berendam dengan air hangat
Monitor peristaltik
Berikan medikasi sesuai indikasi
EVALUASI
Peristaltik (+) (+)
Ketidaknyamanan minimal
4. kenyamanan nyeri b/d episiotomy hemoroid atau insisi caesaria
Inspeksi kondisi perineum
Lakukan penanganan hangat dan dingin pada perineum
Berikan analgesik sesuai indikasi
Monitor nyeri insisi pada persalinan secsio caesaria
Jelaskan penyebab nyeri dan berapa lama nyeri akan.hilang
Jelaskan metode nonfarmakologi untuk mengatasi nyeri

EVALUASI
Ketidaknyamanan dapat ditoleransi d
Tidak menunjukkan tanda ketidaknyaman
Mengkomunikasikan kebutuhan untuk mengatasi nyeri

Senin, 23 November 2009

KONTRASEPSI MANTAP

TUBEKTOMI

a. Profil

1) Sangat efektif dan permanent

2) Tindak pembedahan

3) Tidak ada efek samping

4) Konseling dan informed consent (persetujuan tindakan) mutlak diperlukan

B.Jenis

1) Minilaparotomi

2) Laparoskopi

c. Mekanisme kerja

Dengan mengoklusi tuba falopi (mengikat dan memotong atau memasang cincin),sehingga aperma tidak dapat bertemu dengan ovum.

d. Manfaat

Kontrasepsi

1) Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan)

2) Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding)

3) Tidak bergantung pada faktor senggama

4) Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko kesehataan yang serius.

5) Pembedahaan sederhana ,dapat dilakukan dengan anestesi lokal.

6) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang

7) Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual

Nonkontrasepsi

Berkurangnya resiko kanker ovarium

e. Keterbatasan

1) Harus dipertimbangkan sifat permanent metoda kontrasepsi ini(tidak dapat dipulihkan kembali),kecuali dengan operasi rekanalisasi.

2) Klien dapat menyesal di kemudian hari.

3) Resiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anestesi umum).

4) Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan.

5) Dilakukan oleh dokter yang terlatih (dibutuhkan dokter spesialis ginekologi atau dokter spesialis bedah untuk proses laparoskopi).

6) Tidak melindungi diri dari IMS ,termasuk HBV dan HIV/AIDS

f. Isu-isu Klien

1) Klien mempunyai hak untuk berubah pikiran setiap waktu sebelum prosedur ini.

2) Informed consent haru diperoleh dan standar consent form harus ditandatangani oleh seorang saudara atau pihak yang bertanggung jawab atas seorang klien yang kurang paham atau tidak dapat memberikan informed consent misalnya individu yang tidak kompeten secara kejiwaan.

g. Yang dapat menjalani tubektomi

1) Usia > 26 tahun

2) Paritas >2.

3) Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya.

4) Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius.

5) Pascapersalinan

6) Pascakeguguran.

7) Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini.

KEADAAN YANG MEMERLUKAN KE HATI-HATIAN

Keadaan

Anjuran

Masalah-masalah medis yang signifikan (misalnya penyakit jantung atau pembekuan darah,Penyakit radang panggul sebelumnya/sekarang,obesitas,diabetes)

Klien dengan masalah medis yang signifikan menghendaki penatalaksanaan lanjutan dan bedah yang khusus.Misalnya,prosedur ini dilakukan di rumah sakit tipa A atau tipe B atau fasilitas swasta dan bukanb di sebuah ambulatory facility.Bila memungkinkan masalah-masalah medis yang signifikan sebaiknya dikontrol sebelum proses pembedahan.

Anak tunggal dan/atau dengan tanpa anak sama sekali

Nasihat yang sangat hati-hati dan membutuhkan waktu tambahan untuk mengambil keputusan yang bijak.Bantulah klien untuk memilih metode lain ,bila perlu

h. Yang sebaiknya tidak tubektomi:

1) Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)

2) Pendarahan vaginal yang belum terjelaskan (hingga harus dievaluasi)

3) Infeksi sistemik atau felvik yang akut (hingga masalah itu disembuhaka atau dikontrol)

4) Tidak boleh menjalani proses pembedahan

5) Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas ke masa depan

6) Belum memberikan persetujuan tertulis

i. Kapan di lakukan ?

1) Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien tersebut tidak hamil

2) Hari ke -6 hingga ke -13 dari siklus menstruasi (fase prolifersi)

3) Pasca persalinan

· Minilap : di dalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu.

· Laparoskopi : tidak tepat untuk klien-klien pasca persalinan

4) Pascakeguguran

  • Triwulan pertama :dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvic (minilap atau laparoskopi)
  • Triwulan kedua : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvic (minilap saja)

Penanganan atas komplikasi yang mungkin terjadi

Komplikasi

Penanganan

Infeksi luka

Apabila terdapat infeksi luka ,obati dengan antibiotic.Bila terdapat abses,lakukan drainase dan obati seperti yang terindikasi

Demam pasca operasi (>38 C)

Obati infeksi berdasarkan apa yang ditemukan

Luka pada kandung kemih,intestinal (jarang terjadi)

Mengacu ke tingkat asuhan yang tepat.Apabila kandung kemih atau usus luka dan diketahui sewaktu operasi,lakukan reparasi primer.Apabila ditemukan pasca operasi,di rujuk ke rumah sakit yang tepat bila perlu

Hematoma (subkutan)

Gunakan pack yang hangat dan lembab di tempat tersebut.Amati:hal ini biasanya akan berhenti dengan berjalannya waktu tetapi dapat membutuhkan drainase bila ekstensif

Emboli gas yang diakibatkan oleh lakaroskopi (sangat jarang terjadi)

Ajukan tingkat asuhan yang tepat dan mulailah resisutasi intensif,termasuk:

Cairan intravena,resusitasi kardiopulmonar,dan tindakan penunjang kehidupan lainnya

Rasa sakit pada lokasi pembedahan

Pastikan adanya infeksi atau abses dan obati berdasarkan apa yang ditemukan

Pendarahan superficial (tepi-tepi kulit atau subkutan)

Mengontrol perdarahan dan obati berdasarkan apa yang ditemukan

j. Intruksi kepada klien

1) Jagalah luka operasi tetap kering hingga pembalut dilepaskan.Mulai lagi aktivitas normal secara bertahap (sebaliknya dapat kembali ke aktivitas normal di dalam waktu 7 hari setelah pembedahan)

2) Hindari hubungan intim hingga merasa cukup nyaman.Setelah mulai kembali melakukan hubungan intim ,hentikan bila ada perasaan kurang nyaman

3) Hindari mengangkat benda-benda berat dan bekerja keras selama 1 minggu.

4) Kalau sakit minumlah 1 dan 2 tablet analgesic 9atau penghilang rasa sakit) setiap 4 hingga 6 jam

5) Jadualkan sebuah kunjungan pemeriksaan secara rutin antara 7 sampai 14 hari setelah pembedahan. (Petugas akan memberi tahu tempat layanan ini akan diberikan)

6) Kembalilah setiap waktu apabila anda menghendaki perhatian tertentu,atau tanda-tanda dan symptom-simptom yang tidak biasa.

k. Informasi umum

1) Nyeri bahu selama 12-24 jam setelah laparoskopi relative lazim dialami karena gas (CO2 atau udara)di bawah diafragma ,sekunder terhadap pneumoperitoneum.

2) Tubektomi efektif setelah operasi

3) Periode menstruasi akan berlanjut seperti biasa.

4) Tubektomi tidak memberikan perlindungan atas IMS,termasuk virus AIDS.Apabila pasangan beresiko,pasangan tersebut sebaiknya mempergunakan kondom bahkan setelah tubektomi.

2.2 VASEKTOMI

a. Profil

1) Sangat efektif

2) Tidak ada efeksamping jangka panjang

3) Tindak bedah yang aman dan sederhana

4) Efektf setelah 20 ejakulasi atau 3 bulan

5) Konseling dan informed consent mutlak diperlukan

b. Batasan

Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi.

c. Indikasi

Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi refroduksi merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan dan kualitas keluarga.

d. Kondisi yang memerlukan perhatian khusus bagi tindakan vasektomi

1) Infeksi kulit pada daerah operasi

2) Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien

3) Hidrokel atau varikokel yang besar

4) Hernia inguinalis

5) Filariasis(elephantiasis)

6) Undesendus testikularis

7) Masa intraskrotalis

8) Anemia berat ,gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan antikoagulansia

e. Konseling informasi dan persetujuan tindakan medis

1) Klien harus diberi informasi bahwa prosedur vasektomitidak mengganggu hormone pria atau menyebabkan perubahan kemampuan atau kepuasan seksual

2) Setelah prosedur vasektomi,gunakan salah satu kontasepsi terpilih hingga spermatozoa yang tersisa dalam vesikula seminalis telah dikeluarkan seluruhnya.Secara empiric,sperma-analisis akan menunjukan hasil negative setelah 15-20 kali ejakulasi.

F. Informasi bagi klien

1) Pertahankan band aid selama 3 hari

2) Luka yang sedang dalam penyembuhan jangan ditarik-tarik atau digaruk

3) Boleh mandi setelah 24 jam,asal daerah luka tidak basah.Setelah 3 hari luka boleh dicuci dengan sabun dan air.

4) Pakailah penunjang skrotum,usahakan daerah operasi kerng

5) Jika ada nyeri,berikan 1-2 tablet analgetik seperti paracetamolatau ibupropen setiap 4-5 jam.

6) Hindari mengangkat barang berat dan kerja keras untuk 3 hari.

7) Boleh bersenggama sesudah hari ke 2-3,namun untuk mencegah kehamilan pakailah kondom dulu atau cara kontrsepsi lain selama 3 bulan atau sampai ejakulasi 15-20 kali

8) Periksa semsen 3 bulan pascavasektomi atau sesudah 15-20 kali ejakulasi

g. Penilaian klinik

Riwayat sosio medik yang perlu diketahui dari seorang calon akseptor vasektomi meliputi hal-hal berikut:

1) Riwayat operasi atau trauma pada region skrotalis atau inguinalis

2) Riwayat disfungsi seksual,termasuk impotensi

3) Kondisi area skrotalis (ketebalan kulit,parut dan infeksi)

4) Temuan berupa undesendus testikularis,hidrokel/varikokel,massa intraskrotalis atau hernia inguinalis

5) Riwayat alergi

6) Adanya proteinuria atau diabetes mellitus

h. Komplikasi

1) Komplikasi bisa terjadi saat prosedur berlangsung atau beberapa saat setelah tindakan.Komplikasi selama prosedur dapat berupa komplikasi akibat reaksi anafilaksis yang disebabkan oleh penggunaan lidokain atau manifulasi berlebihan terhadap anyaman pembuluh darah di sekitar vasa deferensia

2) Komplikasi vascatindakan dapat berupa hematoma scrotalis,infeksi atau abses pada testis,atrofi testis,efididimitis kongesif,atau peradangan kronik granuloma di tempat insisi.Penyulit jangka panjang yang dapat mengganggu upaya pemulihan fungsi refroduksi adalah terjadinya antibody sperma.